Demo Site

Selasa, 05 Oktober 2010

BANK ANAK KOS

Entah kenapa beberapa bulan ini aku terlalu sering mengalami defisit anggaran, padahal setiap bulannya anggaran dari pusat selalu bertambah. Apa karena di Banda Aceh sedang mengalami inflasi besar-besaran, atau biaya pengeluaran lebih besar dari pemasukan, atau pun manajemen keuangan ku yang belum mantap dan stabil. Sepertinya aku harus memeriksa kembali kredit dan debit dari pembukuan keuanganku. Seringkali aku harus meminjam uang dari banker-banker lain untuk menutupi kekurangan biaya opeasionalku, sehingga kas awal bulanku selalu harus dikurangi dengan utang dan biaya beban.

Sistem ekonomi konvensional yang ku terapkan selama ini sepertinya tidak berjalan efektif. Aku harus beralih ke sistem ekonomi syariah. Hal pertama yang harus ku lakukan adalah melakukan syirkah (kerjasama) dengan pihak lain dengan sistem Mudharabah (bagi hasil) untuk dapat menghasilkan income dari luar, sehingga bank sentral (orang tua) tidak perlu lagi mengeluarkan dana talangan untuk menutupi kekurangan anggaranku setiap bulan.

0 komentar:

Posting Komentar

sang pemimpi yang tak pernah terwujudkan mimpi

Banyak hal yang tidak kupahami tentang diriku

Aku bingung menentukan siapa diriku ini sebenarnya

Bahkan aku tidak tau apa kelebihan ku

Benar –benar hal yang bodoh

Terlalu banyak mimpi yang belum terwujud

Terlalu banyak cita-cita yang terlupa

Anehnya, aku tidak tau bagaimana caranya mewujudkan mimpi-mimpi itu menjadi nyata

Aku pesimis

Aku terlarut dalam mimpi dan tangis

Aku iri

Iri melihat orang-orang yang bisa sukses dengan mimpinya

Aku malu

Malu dengan kebodohan dan ketakukanku

Terkadang aku menyesal menjadi diriku yang seperti ini

Yang hanya bisa duduk terdiam dalam kebingungan

Mungkin aku bisa disebut sebagai “sang pemimpi, yang tak pernah terwujudkan mimpi”


Dilema

Malam itu, seorang temanku meminta saya untuk menunjukkan telapak tanganku, secara spontan dia mengatakan “bal, kamu banyak-banyak sabar ya, sabar sabar sabar, jika kamu terus-terusan seperti ini, suatu saat kamu akan menyesal. Takdir mu ada ditangan mu”.

Aku tau, dia adalah seseorang yang memiliki “kelebihan” khusus yang tidak ada pada semua orang. Saya meminta dia untuk menjelaskan apa maksud perkataannya, tapi sayangnya dia tidak mau menceritakannya.

Sejak malam itu, otak ku terus terbeban dengan perkataannya tersebut. Aku mencoba menerjemahkan setiap bait ucapannya, tapi masih terlalu mengambang bagiku untuk mengambil sebuah kesimpulan.

Sempat aku berfikir apakah suatu saat aku akan menjadi seseorang yang tidak bisa apa-apa, seseorang yang tidak pernah merasakan wujud nyata dari semua mimpi-mimpi ku?

Jika pun aku harus berubah, darimana aku harus mulai berubah? Apa yang harus aku rubah?

Siapa yang bisa memotivasiku untuk berubah?

Mungkin jika aku bertanya kepada orang, jawabannya adalah “aku”, karena hanya aku yang bisa merubah diriku sendiri. Tetapi aku berfikir itu tidak akan cukup. Aku butuh seseorang yang bisa mengarahkan dan memfasilitasiku.

Namun, akhirnya banyak hal yang kusadari tentang kepribadian ku, ternyata aku belum mampu mengarahkan diriku sendiri. Huh.. benar-benar manusia yang tolol!

Tapi apa perlu aku menyesali diri?

Yang perlu kulakukan sekarang adalah merubah diri menjadi seseorang yang lebih berarti, paling tidak untuk diriku sendiri.

Aku masih punya banyak mimpi, aku masih punya banyak cita-cita. Aku tidak mau kalah dari teman-temanku yang sudah mulai merasakan efek nyata dari mimpi-mimpinya.

Aku juga masih punya mimpi, dan aku harus bisa mewujudkannya..